Kamis, 07 Oktober 2010

Profesi, Profesional dan Profesionalisme

            Profesi adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan keahlian dan menggunakan tehnik-tehnik ilmiah serta dedikasi yang tinggi. Profesi memiliki kode etik, yang merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau yang ditulis secara jelas dan tegas secara terperinci yang tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional. Adapun tujuan dari kode etik adalah menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga kesejahteraan anggota, meningkatkan mutu profesi, meningkatkan pengabdian para anggota, meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi dan meningkatkan mutu organisasi pribadi.

          Profesional adalah seseorang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah tujuan, mengapa ia menempuh jalan itu dan bagaimana caranya ia harus menuju jalan itu. Seorang profesional adalah seorang yang senantiasa siap siaga dengan gagasannya bila diperlukan. Ia adalah seorang ysng realistis, yang menyadari kemungkinannya membuat kesalahan. Akan tetapi ia cukup bijaksana pula untuk tidak membuat kesalahan yang sama sampai dua kali.

            Profesionalisme adalah suatu komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya terus menerus. Profesionalisme dapat dikatakan sebagai sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya ter dapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.
Ciri-ciri profesionalisme, yaitu:
- menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil, sehingga dituntut untuk mencari peningkatan mutu.
- memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperolah dari pengalaman.
- menuntut ketekunan dan ketabahan
- memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa.
- memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Minggu, 03 Oktober 2010

Pendidikan Untuk Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa

           Cerdas dan berbakat istimewa yang sering disebut "gifted-talented". Anak CI+BI (cerdas istimewa dan berbakat istimewa) memiliki kemampuan bawaan yaitu potensi yang memerlukan pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis. Ada 2 hal yang dapat mempengaruhi, yaitu yang pertama faktor genetik (nature) atau faktor bawaan sejak lahir termasuk intelegensi dan IQ dan kedua faktor lingkungan (nurture) yang dapat mempengaruhi kretifitas anak.

Ciri-ciri anak cerdas dan berbakat istimewa :
- Kemampuan diatas rata-rata
Kemampuan yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang pada umumnya.
- Kreatifitas
Menciptakan gagasan baru yang mampu menghasilkan hasil yang berbeda dengan yang sudah ada, namun bisa
dipraktekan dan digunakan.
- Task commitment
Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, tidak hanya tugas dari sekolah tetapi juga tugas di rumah dan di sekitar kita.Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.

Kesalahpahaman terhadap anak CI+BI, antara lain:
- dianggap nakal
- adanya pernyataan "IQ hanya menyumbang 20% terhadap keberhasilan"
- anggapan anak cerdas dan pintar sama
- istilah inklusi dan diskriminasi
- anak gifted dianggap homogen dan high normal sehingga model pelayanannya sama

Perbedaan antara anak pintar dengan anak cerdas, antara lain :
  • anak pintar dapat menjawab pertanyaan dengan benar, sedangkan anak cerdas mempersoalkan pertanyaan sampai memperoleh jawaban yang memuaskan untuk dirinya.
  • anak pintar berminat terhadap sesuatu yang telah ada, sedangkan anak cerdas biasanya menciptakan sesuatu dan menawarkannya.                                                                                                                   
  • anak pintar punya gagasan yang bagus, sedangkan anak cerdas mempunyai gagasan yang inovatif.
  • anak pintar cenderung menunjukan perhatiannya, beda dengan anak cerdas yang biasanya terlibat secara emosional, mental dan fisik.
  • anak pintar sebagai pemerhati yang baik, namun cerdas istimewa memiliki pengamatan yang kritis dan tegas.
  • anak pintar memiliki minat belajar yang tinggi, beda dengan anak cerdas yang menyimak pelajaran untuk siap berdebat.
  • kebanyakan anak pintar hanya menarik kesimpulan, beda dengan anak cerdas yang menanyakan kesimpulan.
        Implikasi terhadap anak cerdas dan berbakat istimewa cenderung berbeda dengan anak normal. anak cerdas dan berbakat istimewa memerlukan kurikulum yang berbeda dan efektif serta memiliki wawasan yang luas, ini dikarenakan untuk mengatasi perbedaan karakteristik individu, kebutuhan, kemampuan dan minat. Pendidikan khusus selaras dengan fungsi utama dalam pendidikan dan memiliki strategi pendidikan yang bersifat massal serta memberikan perlakuan standar atau rata-rata.
            Jika pelayanan yang diberikan tidak tepat kepada anak CI+BI maka akan timbul problem stres akademik yang dapat dilihat dari menurunnya minatnya dalam belajar yang mengakibatkan menurunnya pula nilai akademiknya bahkan yang paling parah dapat terjerumus narkoba.

Kondisi Pendidikan CI+BI di Indonesia :
- belum adanya lembaga pendidikan khusus untuk mewadahi anak CI+BI
- hanya satu-satunya layanan yang berbentuk aksel telescoping
- belum adanya kurikulum khusus yang mengatur CI+BI
- belum adanya program persiapan tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan anak CI+BI
- pembelajaran hanya berfokus pada daya serap materi
- hanya 311 dari 260.471 sekolah dan hanya 7 dari 42.756 madrasah
- subsidi pemerintah yang sangat terbatas
- adanya keterbatasan yang bisa mengakses sebanyak 4551 anak dari potensi 1,3juta (0,7%)
- dibeberapa propinsi, program aksel dipaksa bubar karena alasan RSBI dan penerapan SKS

Tipe anak gifted :
  • succsesfull
  • penantang
  • the underground
  • the dropout
  • the double labeled
  • the outonomous learner
Macam layanan pendidikan ada 2, yaitu : content based accelaration and grade based accelaration

Beberapa dimensi pembeda :
1. Content : - kompleksitas
                  - abraksi
                  - variasi
                  - unsur manusia
                  - learning how to learn

2. Process : - penggunaan ranah kognitif tingkat tinggi
                   - tugas yang divergen
                   - inovatif (menemukan sesuatu yang baru)
                   - melibatkan interaksi kelompok
              - bermacam-macam kecepatan daya tangkap belajar sesuai kemampuan siswa

3. Kelas Lingkungan : - kebebasan berekspresi
                                 - batasan waktu yang fleksibel
                                 - pemanfaatan sumber daya belajar yang lain
                                 - buat suasana iklim yang positif

4. Teacher : - leader member exchanges 
                  - shared leadership
                  - level excecutive
                  - servant leadership 

5. Produk